Dampak Pembuatan Bendungan Bener dari Batu Andesit Terhadap Lingkungan

Pakar Hidrologi dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Chay Asdak menjelaskan dampak pembuatan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo terhadap lingkungan.

Menurutnya ancaman terbesar dari dibangunnya bendungan yaitu besarnya laju sedimentasi atau pendangkalan karena besarnya erosi di daerah tangkapan air.

“Ancaman terbesar bendungan atau reservoir adalah besarnya laju sedimentasi atau pendangkalan karena besarnya erosi di daerah tangkapan air atau catchment area waduk atau reservoir,” ujar Chay kepada Indonesia.com lewat sambungan telepon, Jumat (11/2).

Meski demikian jika daerah tersebut merupakan hutan, maka harus dipastikan kembali apakah ada keanekaragaman hayati yang akan terancam.

Lihat Juga :
Mengenal Proyek Rp2,06 T Bendungan Bener yang Bikin Ricuh Desa Wadas
Powered by AdSparc

Sebagai informasi, pembangunan Bendungan Bener adalah salah satu proyek strategis nasional (PSN) di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penanggungjawab proyek tersebut dipegang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pimpinan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Rencana konstruksi proyek bendungan telah dimulai sejak 2018 dan direncanakan selesai pada 2023.

Lihat Juga :
Ahli Jelaskan Asal Mula Batu Andesit di Desa Wadas

Bendungan yang akan dibangun itu dimaksud untuk suplai air lahan sawah beririgasi untuk 13.589 hektare desa irigasi eksisting dan 1.110 Ha daerah irigasi baru. Kemudian, sumber pemenuhan air baku untuk masyarakat sekitar 1.500 liter per detik.

Chay menjelaskan jika dilihat dari sisi kegunaannya, cakupan bendungan Bener itu memiliki skala kecil dan menengah. Ia menilai pembangunan bendungan bener yang memanfaatkan batu andesit dengan skala kecil itu memang seharusnya dilakukan.

Lihat Juga :
Konflik Desa Wadas, Jokowi Diminta Hentikan PSN Bermasalah

Ia melihat di daerah Purworejo Jawa Tengah yang nantinya mendapat aliran dari bendungan tersebut merupakan daerah yang relatif tidak terlalu basah. Sehingga pada musim kemarau biasanya tidak cukup air tersedia.

“Sehingga kebutuhan dalam membuat infrastruktur untuk bendungan itu menjadi kebutuhan,” tuturnya.

Meski demikian ia tak menampik jika pembangunan bendungan kerap menemui persoalan sosial, terutama soal pemilik lahan. Hal itu terkait hitung-hitung ganti rugi kepada masyarakat.

Ia mengatakan idealnya selain ganti rugi, masyarakat juga dilibatkan dalam kegiatan untuk menjadi kehidupan seterusnya. Baik itu di bidang industri air, maupun listrik.

Lihat Juga :
Walhi: Hasil Kebun Desa Wadas Capai Rp8,5 M Per Tahun

Hal itu lantaran lahan tanah penghidupan yang biasanya digunakan masyarakat untuk bercocok tanam, nantinya tak akan bisa dilakukan. Dengan begitu penting untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan lain untuk menyambung penghidupan.

“Jadi tidak bisa kita sepakat tanahnya sekian meter berapa rupiah selesai, saya kira tidak bisa begitu. Karena yang dihadapi petani ini adalah tentang masa depannya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Kementerian PUPR Dwi Purwantoro menyebut bahwa pembangunan Bendungan Bener akan memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat.

Bendungan Bener diklaim bermanfaat untuk pembangkit listrik di Kabupaten Purworejo sekitar 6 Mega Watt, serta mengurangi potensi banjir untuk Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulonprogo dengan nilai reduksi banjir 8,73 juta m3.

(can/mik)

Saksikan Video di Bawah Ini:
VIDEO: China Bakal Luncurkan 50 Roket Tahun Ini