Lo Kheng Hong blak-blakan saat menceritakan dirinya enggan membeli saham-saham perusahaan digital yang bergerak di bidang perbankan.
“Di portofolio saya sama sekali tidak ada perusahaan digital. Sangat mengerikan bagi saya seorang value investor,” ujar pria yang akrab disapa Pak Lo tersebut dalam diskusi daring, Selasa, 8 Februari 2022.
Investor kawakan tersebut menjelaskan, bahwa ia tak mungkin membeli saham bank kecil dengan aset di bawah Rp 10 triliun namun mempunyai rasio harga terhadap nilai buku saham atau price to book (P/B) 50 kali. Sedangkan ada bank beraset Rp 200 – Rp 300 triliun dengan P/B hanya 0,5 kali.
Dalam kesempatan itu ia juga mencontohkan ada perusahaan yang mungkin sepanjang 2021 labanya hanya menyentuh Rp 250 miliar tapi disebut memiliki valuasi senilai Rp 100 triliun. “Jadi, tidak mungkin saya beli seperti itu,” kata Pak Lo.
Ketimbang mengoleksi saham perusahaan digital seperti itu, ia mengaku lebih suka membeli saham-saham perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.
“Yang P/E (price to earning) di bawah 5, atau beli bank-bank yang P/B hanya 0,5 kali. Yang murah-murah. Jadi, tidak mungkin saya beli perusahaan digital. Tidak masuk akal buat saya,” ucap Lo Kheng Hong.
Pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia ini kembali mengibaratkan bahwa ia hanya mau membeli mobil merek Mercedes Benz dengan harga jual Toyota Avanza.
12 Selanjutnya