Lebih Untung Mana, Trading Forex atau Bisnis Saya?

ADA satu pertanyaan yang kerap dilontarkan oleh seseorang yang hendak memulai trading pada sebuah instrumen, baik saham maupun foreign exchange (forex). Pertanyaan tersebut adalah “Lebih menguntungkan mana apabila dibandingkan bisnis saya saat ini?”

Sebenarnya, pertanyaan tersebut sangat wajar muncul di benak calon trader dan sah-sah saja untuk ditanyakan. Apabila sesuatu tidak jelas hasilnya, buat apa dijalani?

Saya rasa logika semacam itu dimiliki oleh setiap orang, bukan hanya mereka yang akan memulai trading atau investasi. Meski demikian, banyak juga seseorang yang menjalani sesuatu yang sudah ketahuan tidak jelas hasilnya.

Untuk membantu Anda menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, saya akan mencoba memberi sebuah ilustrasi. Sebab, saya juga tidak tahu bisnis apa yang Anda jalani saat ini. Seperti kita ketahui, keuntungan yang diperoleh setiap bisnis juga berbeda-beda.

Sebagai contoh, nominal keuntungan pemilik kios akan berbeda bila dibandingkan pemilik toko besar. Kemudian, pemilik toko pasti akan menerima jumlah keuntungan yang berbeda jika dibandingkan pemilik pabrik. Belum lagi, kita berbicara mengenai sektor bisnis yang Anda geluti.

Oleh sebab itu, anggap saja saat ini kita memiliki bisnis dengan skala dan sektor yang sama. Kita andaikan bahwa Anda saat ini memiliki bank.

Bank A memiliki total penjualan Rp 36,45 triliun dan keuntungan bersih Rp 6,83 triliun. Sementara, Bank B memiliki total penjualan Rp 3,42 triliun dengan keuntungan bersih Rp 479,32 miliar.

Apabila melihat angka total penjualan dan keuntungan bersih kedua bank dalam ilustrasi itu, siapa yang lebih untung? Jawabannya, Bank A.

Namun, bila kita telaah lebih dalam, ternyata modal Bank A adalah Rp 191,62 triliun. Jadi, kalau kita hitung, selisih antara modal dan penjualan yang dimiliki Bank A hanya 19 persen.

Lihat Foto
Ilustrasi perhitungan bisnis dan trading foreign exchange. (DOK. Octa Investama Berjangka)

Sementara, Bank B yang memiliki total penjualan Rp 3,42 triliun ternyata hanya mengeluarkan modal Rp 12,14 triliun. Jadi, selisih antara penjualan dan modal Bank B adalah 28 persen. Dengan demikian, Bank B memiliki kinerja yang lebih bagus.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa membandingkan keuntungan bisnis dengan skala dan sektor yang sama juga sulit. Beragam perbandingan angka harus dilakukan untuk memutuskan bisnis yang lebih untung.

Apalagi, Anda membandingkan trading dengan bisnis yang dijalani saat ini. Akan sulit bila Anda tidak menelaah angka-angka secara lebih mendalam. Mudahnya, saya akan menjawab tidak tahu lebih untung yang mana.

Namun, apabila Anda bertanya, “Mengapa saya harus mencoba trading forex dan bursa berjangka?”, saya akan memberikan beberapa jawaban yang dapat dijadikan pertimbangan.

1. No marketing fee

Agar bisnis laku, Anda perlu menganggarkan biaya pemasaran, bukan? Saya dapat memastikan, berbisnis apa pun tanpa branding dan iklan akan menjadi sulit.

Saat menjalani bisnis, Anda juga perlu mencari pembeli produk atau jasa yang ditawarkan. Upaya tersebut perlu dilakukan, meskipun bisnis Anda kecil. Misalnya saja, membuka kios.

Saat trading forex, Anda tidak perlu mencari pembeli dan penjual. Hal ini yang membuat saya senang ketika berkenalan dengan pasar forex. Saya tidak perlu “mengemis-ngemis” supaya dagangan saya dibeli.

Jujur, saya adalah orang yang paling tidak suka berjualan, apalagi ditawar dan ditolak. Saya yakin, orang seperti saya tidak hanya ada satu di dunia ini.

Harga jual dan beli forex sudah pasti sesuai dengan yang terbaca di monitor komputer atau laptop. Anda juga tidak perlu pasang ads untuk jual beli forex.

2. No ROI, just profit or lose

Apakah ada bisnis yang 100 persen tidak memerlukan modal? Sekecil-kecilnya bisnis Anda, pasti perlu modal.

Sebagai contoh, bisnis yang umum seperti kios baju. Anda perlu beli atau sewa kios, membuat etalase, membeli mesin kasir, merekrut pegawai, dan masih banyak lagi biaya untuk memulai bisnis tersebut. Modal awal Anda bisa mencapai Rp 100 juta.

Apabila di bulan pertama Anda mendapatkan keuntungan Rp 10 juta, modal awal baru kembali sebagian kecilnya saja. Anda belum bisa mengatakan bisnis tersebut sudah ada keuntungannya.

Berbeda bila Anda membuka akun forex. Anda menyetorkan modal Rp 100 juta, kemudian membeli dan menjual dengan tepat di trading pertama sehingga menghasilkan Rp 10 juta. Itu adalah keuntungan Anda!

Lihat Foto
Ilustrasi perhitungan bisnis dan trading foreign exchange. (DOK. Octa Investama Berjangka)

Jika memutuskan menutup akun forex di hari tersebut, uang sebesar Rp 110 juta akan kembali ke rekening Anda. Berbeda dengan berdagang di toko. Ketika toko tutup, Anda masih harus berpikir untuk over kontrak atau menjual kios.

Kemudian, menjual etalase hingga menghabiskan sisa stok. Selain waktu yang diperlukan lebih lama, modal Rp 100 juta tidak akan kembali sepenuhnya.

3. Scalability

Saat berbisnis, bila mendapat penjualan senilai Rp 10 juta dan ingin melipatgandakannya, apa yang Anda lakukan? Jawabannya, meningkatkan upaya penjualan dan mungkin juga modal.

Lalu, bagaimana jika Anda yang sudah memperoleh keuntungan Rp 10 juta ingin cepat-cepat memperoleh modal awal Rp 100 juta? Anda harus meningkatkan penjualan sepuluh kali lipat.

Sebanyak apa upaya dan modal tambahan yang Anda perlukan? Apakah dengan upaya lebih dan modal tambahan itu bisnis Anda bisa langsung scale up? Belum tentu.

Scale up bisnis memerlukan waktu. Menghasilkan keuntungan 100 persen dari modal awal yang hanya Rp 1 juta mungkin mudah. Namun, lain persoalan dengan bisnis yang modal awalnya Rp 10 miliar.

Dalam trading forex, risk and reward akan langsung mengikuti besaran modal yang dimasukkan saat Anda memutuskan scale up.

Tiga poin tersebut setidaknya memberikan gambaran potensi dan sifat pasar forex. Namun, lagi-lagi, keuntungan yang Anda peroleh tergantung pada strategi yang diterapkan.

 

 

*Catatan: Trading CFD dengan leverage mungkin dapat membawa keuntungan tinggi, tetapi juga dapat menyebabkan Anda kehilangan dana. Mohon pertimbangkan risikonya sebelum berinvestasi.