Nissan Motor akan mengakhiri pengembangan mobil baru yang menggunakan mesin pembakaran internal di semua pasar utamanya kecuali AS dan memfokuskan sumber dayanya pada kendaraan listrik.
Keputusan ini menjadikan Nissan sebagai produsen mobil besar Jepang pertama yang melakukan terobosan seperti itu, menurut studi Nikkei.
Lihat Juga :
Jualan Mobil Bensin Lesu, Produsen Vietnam Vingroup Rugi Triliunan
Nissan disebut telah berhenti mengembangkan mesin bensin untuk dijual di Eropa. Lalu pengembangan terbatas akan berlanjut pada mesin bensin pasar AS, terutama yang digunakan pada truk pikap.
Langkah ini, melansir News On Japan, dilakukan ketika pembuat kebijakan di seluruh dunia memperketat pembatasan emisi kendaraan untuk mempromosikan peralihan ke EV.
Di Eropa, standar emisi Euro 7 yang baru akan mulai berlaku pada 2025. Nissan telah menetapkan aturan ini akan menaikkan biaya pengembangan mesin pembakaran internal.
Nissan disebut juga akan menghentikan pengembangan mesin bensin untuk pasar China dan Jepang. Namun pihaknya akan terus mengembangkan mesin untuk kendaraan hybrid.
Lebih lanjut, karena kendaraan berbahan bakar bensin tetap ada di jalan, Nissan akan meningkatkan desain mesin yang ada daripada mengembangkan versi baru.
Lihat Juga :
Cerita Mine SPA1, Calon Mobil Listrik Buatan Thailand
Pabrik yang memproduksi mesin juga akan tetap buka, dan tidak ada rencana pemutusan hubungan kerja pada tahap ini, kata orang yang mengetahui rencana perusahaan tersebut.
Nissan sejauh ini telah menghabiskan sekitar 500 miliar yen (US$4,3 miliar) per tahun untuk penelitian dan pengembangan, dengan sebagian besar investasi itu digunakan untuk mesin bensin dan mobil. Dana tersebut kini akan dialihkan ke EV dan teknologi baru lainnya.
(ryh/fea)
Saksikan Video di Bawah Ini:
VIDEO: Era Baru Balap Reli Mobil Hybrid WRC Dimulai Tahun Ini